Bismillah
Sebagaimana yang kita ketahui, Allah memberikan 3 potensi dasar manusia. Yaitu fisik/jasmani/badan; ruhiyah/rohani/qalb; akal/otak/pemikiran/fikroh. Ini adalah bekal yang Allah titipkan pada kita, agar kita bisa menjalankan apa yang Allah maksudkan dalam penciptaan manusia.
Tujuan Allah menciptakan manusia apa?
Surat Adz Dzariyat 56
ÙˆَÙ…َا Ø®َÙ„َÙ‚ْتُ الْجِÙ†َّ ÙˆَالْاِÙ†ْسَ اِÙ„َّا Ù„ِÙŠَعْبُدُÙˆْÙ†ِ
Artinya: "Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku,"
Ini yang harus tertanam dalam benak kita, bahwa Allah
menciptakan kita di dunia ini bukan maksudnya kita bisa hidup sebebas-bebasnya
tanpa memiliki tuntunan. Kita bisa hidup sebebas-bebasnya sesuai apa yg kita
kehendaki atau sesuai apa yang anggap sebagai hak asasi.
Kita hidup dengan segala potensi dari Allah untuk menikmati
apa yang Allah sajikan, namun semuanya tetap ada tuntunan yang bernama syariat.
Bahwa kemudian ada manusia-manusia yang menolak syariat dan
menganggap hidup bebas adalah hak mereka, ini dipastikan mereka belum mengenal
siapa pencipta mereka dan belum tahu apa maksud mereka diciptakan.
Ini pondasi awal, kenapa kemudian kita memilih menjadi
muslim. Karena hanya Islam yang memberi tuntunan jelas bagaimana kita menjalani
kehidupan sesuai yang diinginkan pencipta kita.
Ada FISIK, RUH/QALB, AKAL yang Allah titipkan. Untuk kita
bisa memahami jalan yang paling benar ini. Namun untuk mengetahui apa yang
harus dilakukan terhadap ketika titipan Allah tersebut, kita perlu informasi.
Kita tahu apa yang terbaik utk fisik kita.....dari
informasi.
Kita tahu apa yang terbaik untuk qalbu kita... juga dari
informasi.
Kita tahu apa yang dibutuhkan oleh akal kita... tentunya
informasi.
Informasi membuat kita tahu bagaimana bersikap. Informasi
bisa mengubah kebiasaan kita, perilaku kita, mempengaruhi pilihan-pilihan kita.
Tanpa informasi, kita blank.
Nama lain dari informasi adalah ILMU.
Itulah kenapa, menuntut ilmu atau tarbiyah Islamiyah (yang
meliputi urusan dunia akhirat) itu menjadi kewajiban setiap muslim.
Kewajibannya menuntut ilmu, bukan sekolah. Karena sekolah sendiri baru hadir
sejak Revolusi Industri.
Zaman Rasulullah, sahabat, masa kekhalifahan, orang-orang
menuntut ilmu melalui lingkaran-lingkaran tarbiyah. Kelompok-kelompok
pembinaan/pendidikan. Namun Revolusi Industri yang mulai membangun institusi
pendidikan untuk kepentingan mereka menjalankan pembangunan skala besar saat
itu.
Semua muslim, tanpa dikecualikan, wajib terus menuntut ilmu
sampai akhir hayatnya karena ilmu itu gak ada habisnya. Apalagi dalil menuntut
ilmu sudah tertera dalam Al Quran dan hadist. Allah SWT menyeru menuntut ilmu
bukan semata-mata untuk kebaikan di dunia, tetapi bekal hingga akhirat.
Terdapat juga keutamaan menuntut ilmu selain bisa menaikkan
derajat mereka, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu,
maka akan Allah mudahkan jalannya menuju surga.” (HR. Muslim).
Pentingnya Menuntut Ilmu
Ilmu di tataran paling awal, adalah untuk mengubah
seseorang yang tadinya tidak tahu menjadi tahu. Kemudian seiring dengan perjalanannya, dari
tahu menjadi bisa, dari bisa menjadi terbiasa. Nah proses yang akan kita bahas
hari ini adalah proses pertama, dari TIDAK TAHU menjadi TAHU.
Caranya adalah dengan menuntut ilmu.
Tapi kita gak boleh sekedar tahu aja, kita harus lanjutin
ke fase berikutnya, yaitu menjadi BISA dan menjadi TERBIASA, yang insyaallah
akan kita bahas kemudian.
Di dalam Islam, menuntut ilmu juga merupakan suatu ibadah
kepada Allah dan terdapat beberapa tahapan dalam proses menuntut ilmu.
Pentingnya mempunyai ilmu adalah untuk membuktikan kekuasaan Allah SWT.
Ilmu dalam islam itu luas. Kita nggak bisa memisahkan ilmu
dunia dengan ilmu akhirat, karena buat kita kehidupan dunia dan akhirat itu
selalu terkait satu sama lain.
Coba mungkin teman-teman cari contoh satu hal yang kita
lakukan di dunia yang gak ada kaitannya dengan akhirat?
Buat muslim, urusan dunia itu terikat dengan akhirat. Meski
kemudian ada sekelompok manusia yang ingin memisahkan urusan dunia dan akhirat.
Menafikan urusan akhirat dari urusan dunianya. Inilah yang disebut dengan paham
sekulerisme.
Rasulullah SAW pernah bersabda: “Barangsiapa menghendaki
kehidupan dunia maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan
akhirat maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki keduanya (kehidupan
dunia dan akhirat) maka dengan ilmu.”
Makanya saya mencoba nggak memisahkan term dunia akhirat.
Karena semua urusan dunia kita gak ada yang bisa kita lepaskan dari urusan
akhirat, bahkan untuk hal-hal yang mubah. Misalnya....makan dan tidur. Urusan
buang hajat, urusan memotong kuku. Bahkan hal terkecil sekalipun berhubungan
dengan akhirat.
Makanya buat kita, sebaiknya kita buang jauh istilah agama
itu hanya untuk urusan akhirat saja. Ini hanya dipahami oleh paham sekuler,
yang memisahkan dunia dan akhirat.
15 Keutamaan Menuntut Ilmu
Menuntut ilmu merupakan hal yang wajib dilakukan oleh kita
sebagai umat manusia. Karena dengan menuntut ilmu dapat memperluas wawasan kita
tentang pengetahuan sehingga kita dapat diakui oleh lingkungan masyarakat yang
ada di sekitar kita. Selain itu, menuntut ilmu juga salah satu bentuk
ibadah yang diwajibkan di dalam Islam.
Berikut ini saya ingin menyampaikan beberapa keutamaan
menuntut ilmu, yang isinya masyaallah indah sekali. Semoga saya bisa
menyampaikannya dengan baik sehingga teman2 bisa menyerap sebaik mungkin.
1. Dapat Mengetahui Kebenaran
Dengan Ilmu kita bisa menjadi saksi kebenaran tentang
keberadaan Allah dan itu disebutkan dalam firman Allah SWT:
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak
untuk disembah) melainkan Dia, Yang Menegakkan Keadilan. Para malaikat dan
orang-orang berilmu (juga yang menyatakan demikian itu). Tak ada Tuhan yang
berhak disembah melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali
Imran : 18)
2. Bagi orang yang menyampaikan ilmu, dia akan mendapatkan pahala
sama dengan orang yang diajarkan
Dari penjelasan Abu Mas’ud Uqbah bin Amir Al Anshari
radhiyallahu ‘anhu, ia memaparkan berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam:
“Barangsiapa yang menunjuk kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim)
Kemudian diperkuat dengan hadits lainnya yang melengkapi
penjelasan sebelumnya yakni, sabda Rasulullah berikut ini :
“Barang siapa mengajarkan suatu ilmu, maka dia mendapatkan
pahala dari orang-orang yang mengamalkannya dengan tidak mengurangi sedikit pun
pahala orang yang mengerjakannya itu.” (HR Ibnu Majah)
Ini salah satu keutamaan berda’wah yang luar biasa.
Pahalanya ikut mengalir buat kita selama orang yang kita beri ilmu menjalankan
amal shalihnya.
3. Tanda Seseorang Diberikan Petunjuk dan Hidayah
Ketika seorang hamba mendapatkan kemudahan untuk memahami
serta mempelajari ilmu syar’i. Itu berarti bahwa Allah telah menghendaki
kebaikan bagi hamba tersebut, serta membimbing hambanya menuju kepada perihal
yang diridhai-Nya.
Dengan keberadaan ilmu tersebut kehidupannya menjadi
berarti, masa depannya cemerlang, selain itu juga kenikmatan yang tak pernah
dirasakan di dunia pun akan diraihnya. Hal tersebut telah dikatakan pada Hadits
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang berbunyi:
“Siapa yang Allah kehendaki kebaikan kepada seorang hamba
maka Ia akan difahamkan tentang agamanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Selain itu juga ada hadits lain yang berbunyi :
“Sesungguhnya Allah S.W.T menciptakan makhluk-Nya dalam
kegelapan, Lalu Allah memberikan kepada mereka dari cahaya-Nya, maka siapa yang
mendapatkan cahaya tersebut, maka dia mendapatkan hidayah, dan siapa yang tidak
mendapatkannya maka dia tersesat.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Hibban dan
Al-Hakim. Disahihkan oleh syaikh Al-Albani)
4. Ahli Ilmu Lebih Utama Daripada Ahli Ibadah
Ilmu saja sebenarnya merupakan bagian dari sebuah ibadah,
yaitu jika ilmu yang kita miliki diajarkan kepada manusia lain akan bernilai
jariyah. Selain itu dengan Ilmu kita dapat lebih mengerti tentang ibadah yang
kita lakukan sehingga niat, maksud, dan tujuan dari kita ibadah lebih
terarahkan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu dibanding ahli ibadah, seperti keutamaan bulan di malam purnama dibanding seluruh bintang- bintang.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Dimana yang dimaksud dalam hadits ini bahwasanya ahli ilmu
itu sangat sedikit sedangkan ahli ibadah, itu bisa mencakup hampir seluruh
muslim yang jumlahnya sangat banyak.
5. Terhindar dari Fitnah dan Laknat Allah Azza Wa Jalla
Hal ini telah disebutkan dalam sebuah hadits yang di
riwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya dunia itu terlaknat, terlaknat segala isinya,
kecuali zikir kepada Allah dan amalan- amalan ketaatan, demikian pula seorang
yang alim atau yang belajar.” (HR.Tirmidzi dan Ibnu Majah, dihasankan oleh
syaikh Al-Albani dalam sahih al-jami’)
Dalam menjelaskan makna dari hadits tersebut, syaikh
Al-Munawi berkata: “dunia terlaknat, disebabkan karena ia memperdaya jiwa-jiwa
manusia dengan keindahan dan kenikmatannya, yang memalingkannya dari beribadah
kepada Allah lalu mengikuti hawa nafsunya.” (Tuhfatul ahwadzi:6/504)
6. Orang yang Paling Takut Pada Allah Adalah Orang Yang
Berilmu
Allah berfirman:
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling
takut pada Allah dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang
berilmu). Karena semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu,
Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan baik,
lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut
dan akan terus bertambah sifat takutnya.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6: 308).
7. Allah Tidak Memerintahkan Nabi-Nya Meminta Tambahan
Selain Ilmu
Allah berfirman:
“Dan katakanlah,‘Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku
ilmu“. (QS. Thaaha [20] : 114). Ini dalil tegas diwajibkannya menuntut ilmu.
8. Orang Yang Di pahamkan Agama Adalah yang Dikehendaki
Kebaikan
Dari Mu’awiyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh
kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari dan
Muslim).
9. Amalan yang Tidak Akan Terputus
Mencari ilmu merupakan bentuk amalan yang tidak akan
terputus. Sebagaimana anjuran menuntut ilmu dari buaian hingga liang lahat,
maka amalan ini merupakan amalan yang harus terus dilakukan. Meskipun haditsnya
ternyata palsu, tapi kita bisa mengambil hikmah dari kalimat tersebut, bahwa
sejatinya ilmu itu nggak akan habis meski setiap hari kita gali hingga tutup
usia kita.
Hal ini juga ditegaskan dalam hadits berikut ini :
”Jika manusia meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali
tiga perkara: shodaqoh jariahnya, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh
yang mendoakan kedua orang tuanya,” (HR Bukhori dan Muslim)
10. Perintah Allah SWT
Perintah menuntut ilmu merupakan perintah langsung dari
Allah kepada nabinya Muhammad SAW untuk meminta ditambahkan ilmu seperti
pada tujuan penciptaan manusia menurut
Islam. Maka sebagai umatnya kita juga wajib melaksanakan perintah ini. Sebagaimana dalam firman Allah,
“Dan katakanlah: Ya Rabb ku, tambahkanlah kepadaku ilmu”
(QS.Thahaa 114)
11. Orang Berilmu Akan Diangkat Derajatnya
Dengan mencari ilmu, maka kita akan menjadi seorang yang
berilmu dan sebagai cara sukses dunia
akhirat menurut Islam. Jangan lupa bahwa janji Allah yang kepada mereka yang
berilmu ialah mengangkat derajat mereka.
Sebagaimana dalam artikel berikut ini :
“Allah mengangkat orang beriman dan memiliki ilmu diantara kalian beberapa derajat dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan). (QS. Mujadilah 11)
12. Keberadaan Ilmu Merupakan Sebuah Anugerah
Ilmu merupakan sebuah anugerah dan juga dasar hukum Islam yang di karuniakan Allah
SWT . Maka dari itu, mencari ilmu
merupakan sebuah keutamaan yang luar biasa, sebagaimana dalam firman Allah SWT
berikut ini :
“Allah menganugerahkan al-hikmah (kefahaman yang dalam
tentang Al-Quran dan As-Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan
barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia
yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil
pelajaran (dari firman Allah”. ( QS. Al-Baqarah 269)
13. Ilmu Sebagai Benteng dari Syubhat dan Fitnah
Karena dengan keutamaan menuntut ilmu kita dapat menjaga
diri dari berbagai syubhat (kerancuan pemikiran) yang menyerang. Dengan ilmu
juga kita dapat membantah argumen orang-orang yang ingin merusak agama.
Begitu banyak orang yang ingin mengaburkan keimanan dan
pemahaman kita dalam agama dengan cara-cara halus. Banyak orang juga yang
berani mendebat kita logika-logika mereka. Namun dengan ilmu, kita bisa
membantah kesalahan logika mereka, karena sejatinya ilmu Islam itu adalah ilmu
yang paling bisa diterima dengan logika.
Contohnya kalau kita berdebat dengan orang atheis tentang
konsep mereka yang tidak percaya Tuhan. Kita bisa patahkan dengan konsep bahwa
setiap wujud itu harus ada yang menciptakan, nggak mungkin muncul begitu aja
karena konsep molekuler apalah, keghaiban apalah, teori ledakan kosmik dan
sebagainya. Sebagaimana sekarang kita menciptakan sesuatu.
Pencipta kita mungkin tidak tampak secara dzahir, tapi ada.
Karena di dunia ini kan materi gak selalu berwujud. Udara misalnya, kan gak
bisa kita buktikan ada atau nggak, tapi ada.
Kurang lebih begitu.
14. Ilmu adalah Jalan Menuju Surga
Dengan ilmu kita bisa beribadah yang benar sehingga akan
mengantarkan kita kepada surga Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu,
maka akan Allah mudahkan jalannya menuju surga.” (HR. Muslim).
Dengan ilmu kita tahu tentang adab yang baik, syariat,
hukum-hukum Allah, dll.
15. Menjalankan Kewajiban
Jika diingat kembali bahwa wahyu pertama yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW merupakan surat Al-alaq 1-5 yang di dalamnya berisi
perintah untuk membaca. Dalam hal ini tentu sangat berkaitan dengan keutamaan
mencari ilmu, dimana tentunya hal ini merupakan sebuah bentuk kewajiban yang
harus dijalankan oleh semua umat muslim yang ada di dunia. Dimana untuk
senantiasa mencari ilmu agar memperoleh nilai nilai dan pengetahuan yang
bermanfaat. Hal tersebut sebagaimana dalam firman Allah SWT berikut ini.
“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabb-mu yang menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang
Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam (pena). Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq: 1-5)
No comments
Please leave your comment so I know you were here. Thank you for reading.