Setiap manusia akan
mencari muara cinta, hingga ke ujungnya. Untuk menuju titik akhir, manusia akan
bertemu dengan beragam hal, sejumlah manusia lain dan banyak kisah. Di antara
beberapa pertemuan itu, ada cinta yang tertambat. Ada yang sedikit, ada yang
banyak. Ada yang mengambil porsi besar dari catatan perjalanannya, atau hanya
sambil lalu. Tertambat lalu menghilang.
Usai taaruf yang kandas itu, saya move on. Alhamdulillah,
karena belum ada keterlibatan hati yang sedemikian dalam, mudah saja
melaluinya. Di sepanjang perjalanan saya selanjutnya, cinta datang dan pergi.
Bukan, bukan cinta pada lelaki. Tapi pada banyak hal.
Tentu saja, satu dua
orang sempat mengambil perhatian. Membuat saya kembali menyusun daftar
kriteria, meminta bimbingan Allah di penghujung malam dan mencari jawabnya
dalam sudut hati.
Murabbiyah saya
bilang, kalau ingin punya pasangan yang shalih, pantaskan diri. Lalu
berkumpullah dengan kumpulan orang-orang shalih, agar punya peluang berjumpa di
sana. Tapi membawa niat untuk mencari pasangan saat kita datang ke kumpulan
orang shalih, boleh nggak?
Nggak ada salahnya
sih. Tapi alangkah indahnya kalau niat kita memang untuk mencari ilmu. Untuk
memantaskan diri dan mengamalkannya agar kita menjadi manusia yang lebih baik
setiap harinya.
Ini niat yang selalu
saya luruskan ketika saya bergabung bersama Barisan Relawan Kemanusiaan untuk
Dhuafa dan Bencana (BARIKADE) yang ada di bawah Yayasan Percikan Iman Bandung. Darah
muda saya berkobar ketika Yayasan ini mencari relawan untuk terjun ke daerah
bencana alam dan wilayah-wilayah miskin yang rawan target pemurtadan agama.
Lewat Barikade, saya
menemukan banyak cinta. Masyaallah. Sulit sebentulnya saya gambarkan, tapi
insyaallah akan saya ceritakan pelan-pelan, sambil mengulang banyak sekali
kenangan indah di dalamnya.
No comments
Please leave your comment so I know you were here. Thank you for reading.